12 Januari 2008

Rottweiler, si Lambang Kejantanan!



Anjing –seperti juga kuda—bagi Singky Soewadji bisa jadi lambang kejantanan. Bentuknya yang sangar didukung tubuh yang kokoh bisa membuat bangga si empunya dan sekaligus merasa nyaman berada di dekatnya.
Dengan alasan itu pula, Singky yang semula penggemar doberman ini lalu mengalihkan perhatian pada jenis rottweiler. Sebab, menurut Singky, postur tubuh doberman kini cenderung jadi langsing.
“Doberman sekarang memang tidak lagi gagah seperti 10 tahun lalu,” tutur mantan Sekretaris Umum DPD Granat Jatim ini ketika disambangi di rumahnya di Perum Sutorejo Prima Indah Utara, Surabaya beberapa waktu lalu.

Apalagi, menurut Singky, memelihara doberman cukup repot dengan rutinitas potong telinga agar bentuknya terlihat berdiri dan bagus. Maka sejak tiga tahun lalu, Singky memutuskan beralih ke rottweiler.

Dari awalnya hanya memiliki seekor – itu pun diakui diberi temannya, Hermanto Gunawan, yang dikenal sebagai tokoh rottweiler—kini Singky memelihara 10 ekor rottweiler.
Rottweiler kedua yang dimilikinya, didatangkan langsung dari Yugoslavia. Anjing bernama Mo von Backerhaus itu adalah keturunan Jchyu Bronko od Dragicevica yang terkenal sebagai juara dunia. Koleksinya yang lain bernama Blondella od Vadanova. Rottweiler asal Kroasia berumur lima tahun ini adalah peraih terbaik Siegerin 2005.
Setelah itu, koleksi Singky jenis rottweiler peranakan lokal dan jumlahnya sempat sampai 15 ekor. Namun, yang pertumbuhannya dinilai kurang baik lalu diberikan ke orang lain, dan kini tinggal 10 ekor yang secara rutin diikutkan dalam beberapa kegiatan pameran dan kejuaraan.
Memelihara rottweiler ternyata tidak sulit karena anjing trah Jerman ini cenderung tidak rewel. Untuk makanan sehari-hari, biasa diberi dogfood plus vitamin kalsium yang dikirim adiknya dari Australia. Vitamin yang baik ini adalah jenis makanan yang juga biasa diberikan untuk anjing greyhound. “Ini bisa membentuk stamina jadi lebih bagus,” ujar Singky yang kini menjabat Penasehat DPD Granat Jatim.
Untuk makanan rottweiler tersebut, setiap bulan, Singky mengeluarkan biaya sekitar Rp 500.000/ekor. Jika perlu vitamin tambahan tentu biayanya bisa lebih besar.
Agar tidak terkesan terlalu garang, Singky membiasakan peliharaannya bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan tetangganya. Dalam sehari, rottweiler tersebut dilepas bebas berkeliaran. Kesempatan itu juga untuk memberi kesempatan hewan-hewan tersebut buang hajat.
“Saya memang tak membiasakan mereka buang hajat di dalam rumah. Karena itu, setiap pagi, sore, dan malam mereka saya lepas dan biasanya mereka lalu buang hajat di tanah kosong dekat rumah,” papar sulung dari tiga bersaudara ini.
Ketika para rottweiler ini menikmati kesempatan jalan-jalan, kandangnya disapu dan disemprot dengan karbol. Sehingga begitu mereka kembali, kandang sudah dalam keadaan bersih.
Untuk membentuk stamina, rottweiler itu tak dibiarkan lepas begitu saja. Mereka dilatih lari yang disesuaikan dengan umur masing-masing. Untuk yang masih anakan, jarak tempuh larinya 1 km, dan ketika remaja ditingkatkan jadi 2 km. Ketika menghadapi even pameran, porsi latihan ditingkatkan sampai dua kali lipat saat pagi dan malam hari.
Selain itu untuk menanamkan kewaspadaan serta membentuk tubuh yang kokoh, mereka juga dilatih dengan bola kecil dan bola basket. “Jika terbiasa waspada, cara mereka berdiri juga terbentuk gagah,” beber Singky yang lahir di Surabaya, 8 Mei 1960.
Kegiatan latihan bersama rottweiler tersebut sering dilakukan bersama Daniel Sean Auky Soewadji. Anak semata wayangnya itu meski baru berusia lima tahun sama sekali tak takut berdekatan dengan rottweiller yang postur tubuhnya jauh lebih besar.
Bahkan saat gelar Pameran Anjing Trah All Breed yang digelar Perkin Jatim Asia Kennel Union tanggal 21-22 April lalu, Daniel turut mengantar peliharaannya yang diberi nama Al Pacino von Dutch. Hasilnya, rottweiler berusia 3,5 bulan itu berhasil meraih predikat Juara 1. *

Anjing pun Punya Akta Lahir

Ternyata bukan cuma manusia yang perlu akta lahir. Rottweiler pun memiliki data kelahiran serta trah keluarga yang tercatat di Perkin (Persatuan Kinologi Indonesia).
Pendataan rottweiler di Perkin, menurut Singky, dilakukan sejak pasangan anjing ini kawin. Dan ketika anaknya lahir, kembali dilaporkan. Selanjutnya, waktu anak rottweiler menginjak umur 1,5-2 bulan ditato ditelinga untuk diberi nomer.
Nama pada anjing ini diberikan berdasar “nama kandang” pemiliknya. Singky sendiri memiliki dua nama kandang. Untuk jenis rottweiler dia menggunakan von Dutch. Sedang untuk trah lain Pengurus PKBSI (perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia) ini memakai Ayuningrat.
“Saya juga punya ternakan golden retriever. Saat ini jumlahnya baru lima, sepasang golden retriever yang lalu beranak tiga ekor,” ungkap suami Lucky Anie Paat Soewadji yang juga member of WWF (World Wildlife Foundation) ini.
Rottweiler memang bukan jenis anjing biasa. Anjing yang kini banyak peminatnya ini memiliki harga jual lumayan tinggi. Untuk anakan dengan umur 1-2 bulan misalnya, harganya mencapai minimal Rp 2,5 juta. Jika sudah dewasa, betina rottweiler mampu melahirkan 6-12 ekor anak. Dan dalam setahun seekor rottweiler bisa dua kali beranak. “Jadi kalau saya punya 10 ekor betina dan beranak –katakanlah—60 ekor, maka dalam setahun jadi 120 ekor. Anggap saja 20 ekor mati jadi tinggal 100 ekor maka dalam setahun jika anakan rottweiler ini saya jual saya bisa memperoleh Rp 250 juta!” papar mantan atlet dan pelatih nasional olahraga berkuda ini berkalkulasi. [SURYA, edisi April 2007]

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Rottweiler memang gagah

Unknown mengatakan...

Apa kalsium terbaik untuk anjing rottweiler ?? Anjing saya baru umur 2 bulan tetapi kedua kaki blakangnya tidak bisa digerakkan (lumpuh) saya tidak tahu penyebabnya apa setelah saya bawa ke dokter hewan dokternya bilang karena kekurangan kalsium ?? Mohon bantuannya

Unknown mengatakan...

KENA HIP. D.