“Saya baru dapat lagi, Mas. Sepuluh CD ini kiriman teman dari Belanda. Harganya Rp 110.000/keping, kalau di toko bisa sampai Rp 150.000an/keping,” ujar Dodon dengan nada bangga saat ditemui di rumahnya di kawasan Perak, Surabaya.
Pria bertubuh tambun ini lalu sibuk membuka tower box di salah satu sudut ruang kerjanya, lalu ditunjukkannya 10 koleksi barunya tersebut. Tak cuma itu. Dodon juga menunjukkan sejumlah koleksi terbarunya macam album AKA, SAS, Grass Rock, dan (alm) Andy Liany.
“Saya masih memburu album The Gembels dan The Hands. Seperti juga AKA dan SAS, mereka ini grup muncul saat saya sendiri belum lahir. Jadi (koleksi ini) tentu bakal jadi memori jika nanti mereka sudah tak ada lagi,” ujar pemilik nama Kartika Asianto Undoyoko ini.
Pesona musik memang luar biasa. Komposisi yang menggabungkan antara lirik dan irama ini tak hanya menghasilkan sebuah tembang yang nikmat untuk didengar. Keindahan musik juga bisa membius seseorang sehingga rela melakukan perburuan dalam jarak yang tak terbatas, serta menghabiskan dana yang tak terbayangkan jumlahnya.
Itulah yang dilakoni Dodon untuk memenuhi hasratnya memiliki album-album grup rock tanah air maupun dunia. Di ruang kerjanya yang berukuran 4x4 meter itu, dia menyimpan sekitar 1.800 album rekaman dari beragam musisi rock dalam bentuk CD, VCD, dan DVD. Sebut misalnya grup musik legendaris yang kondang di era 70an, seperti Led Zeppelin, KISS, Judas Priest, Steve Vai, Helloween, Jimmy Hendrix, dan Iron Maiden, serta Bee Gees.
Selain itu masih ada nama-nama besar musisi rock lain seperti Ozzy Osborne, Alice Cooper, dan Iced Earth. Dodon juga punya album rekaman Manowar yang dalam setiap pementasannya selalu penuh sensasi dengan menelanjangani penggemar-penggemar wanitanya di stage.
Dodon tak hanya mania musik rock barat. Karena dia juga memiliki koleksi tembang-tembang yang dibawakan musisi lokal macam God Bless, Dewa 19, Power Metal, atau pun Slank. Album-album tersebut kebanyakan dalam bentuk DVD, selain juga ada kemasan CD dan VCD. “Karena mereka hadir di saat saya masih kecil atau bahkan belum lahir, maka saya juga ingin menikmati aksi panggung mereka,” ungkapnya.
Koleksi-koleksi berharga itu disimpan rapi dalam 10 tower box, dan masing-masing tower box berisi 132 buah CD. Itu belum termasuk yang disimpan di lemari khusus bersama masing-masing merchandisenya.
Perburuan Dodon lebih sering dilakukan di negeri jiran macam Singapura dan Malaysia. Tapi tak jarang juga sampai ke toko-toko yang menyediakan album khusus di Amerika dan sejumlah Negara di Eropa. "Album The Beatles yang jumlahnya sampai 15 seri saya dapat di Belanda dan saya beli seharga Rp 3,6 juta," papar Dodon sambil menambahkan album musik rock itu mulai dikoleksi sejak tahun 1983. *
Band Mancanegara Lebih Kreatif
Menurut Dodon, album musik rock mancanegara dan lokal memiliki perbedaan cukup mencolok. "Musisi kita tak melengkapi diri dengan katalog dalam albumnya. Ini sebetulnya sangat disayangkan lantaran masyarakat –khususnya generasi muda—tak bisa mengikuti perkembangan grup musik tersebut," tutur Dodon.
Penulisan katalog yang disisipkan dalam album, menurut Dodon, juga bisa membuktikan pada penikmat musik, bahwa Indonesia juga memiliki kelompok musik yang tak kalah bagusnya dibanding musisi rock barat. "Contohnya SAS, itu kan sempat dikenal luas publik penggemar musik rock di Australia," ujar vokalis Rhesi ini.
Adalah Ebet Kadaruslan yang waktu itu menjadi penyiar di sebuah stasiun radio di Negeri Kanguru itu yang mempopulerkan tembang-tembang ciptaan SAS. Karena tak dilengkapi literatur, kebesaran nama SAS akhirnya pudar dan hilang bak ditelan bumi.
"Sebenarnya kita punya grup musik rock yang cukup bagus. Selain SAS, juga ada AKA atau Duo Kribo. Tapi kemana mereka sekarang? Generasi muda sekarang nggak bisa tahu riwayat mereka karena nggak ada data yang memadai," cetus Dodon yang mengaku mulai menggemari musik rock sejak duduk di kelas 2 SMP.
Ini tentu beda dengan grup musik mancanegara yang selalu menyertakan katalog di album mereka. Bahkan di album yang masuk kategori special edition, mereka juga sertakan merchandise yang menjadi ciri khas grup musik tersebut. Merchandise itu bisa dalam bentuk sosok personel grup band itu yang diwujudkan boneka-boneka menarik atau bendera yang dikemas dalam bungkus menarik. Yang cukup sensasional, grup musik Slayer menyertakan sample darah personelnya di box shed. Sample darah itu disimpan dalam kantong plastik yang juga diisi sebuah CD lagu kelompok musik asal Amrik ini. Selain itu, yang terbaru adalah komik tiga dimensi yang melengkapi album Ramones, grup rock asal Amerika yang disebut cikal bakal SKA. “Jadi untuk melihat dengan baik, maka perlu kacamata khusus, sehingga adegan di komik itu seakan hidup. Saya bener-bener kagum ide-ide grup band ini bikin souvenir menarik untuk penggemarnya,” katanya. [SURYA, edisi Februari 2007]
Pria bertubuh tambun ini lalu sibuk membuka tower box di salah satu sudut ruang kerjanya, lalu ditunjukkannya 10 koleksi barunya tersebut. Tak cuma itu. Dodon juga menunjukkan sejumlah koleksi terbarunya macam album AKA, SAS, Grass Rock, dan (alm) Andy Liany.
Pesona musik memang luar biasa. Komposisi yang menggabungkan antara lirik dan irama ini tak hanya menghasilkan sebuah tembang yang nikmat untuk didengar. Keindahan musik juga bisa membius seseorang sehingga rela melakukan perburuan dalam jarak yang tak terbatas, serta menghabiskan dana yang tak terbayangkan jumlahnya.
Itulah yang dilakoni Dodon untuk memenuhi hasratnya memiliki album-album grup rock tanah air maupun dunia. Di ruang kerjanya yang berukuran 4x4 meter itu, dia menyimpan sekitar 1.800 album rekaman dari beragam musisi rock dalam bentuk CD, VCD, dan DVD. Sebut misalnya grup musik legendaris yang kondang di era 70an, seperti Led Zeppelin, KISS, Judas Priest, Steve Vai, Helloween, Jimmy Hendrix, dan Iron Maiden, serta Bee Gees.
Selain itu masih ada nama-nama besar musisi rock lain seperti Ozzy Osborne, Alice Cooper, dan Iced Earth. Dodon juga punya album rekaman Manowar yang dalam setiap pementasannya selalu penuh sensasi dengan menelanjangani penggemar-penggemar wanitanya di stage.
Dodon tak hanya mania musik rock barat. Karena dia juga memiliki koleksi tembang-tembang yang dibawakan musisi lokal macam God Bless, Dewa 19, Power Metal, atau pun Slank. Album-album tersebut kebanyakan dalam bentuk DVD, selain juga ada kemasan CD dan VCD. “Karena mereka hadir di saat saya masih kecil atau bahkan belum lahir, maka saya juga ingin menikmati aksi panggung mereka,” ungkapnya.
Koleksi-koleksi berharga itu disimpan rapi dalam 10 tower box, dan masing-masing tower box berisi 132 buah CD. Itu belum termasuk yang disimpan di lemari khusus bersama masing-masing merchandisenya.
Perburuan Dodon lebih sering dilakukan di negeri jiran macam Singapura dan Malaysia. Tapi tak jarang juga sampai ke toko-toko yang menyediakan album khusus di Amerika dan sejumlah Negara di Eropa. "Album The Beatles yang jumlahnya sampai 15 seri saya dapat di Belanda dan saya beli seharga Rp 3,6 juta," papar Dodon sambil menambahkan album musik rock itu mulai dikoleksi sejak tahun 1983. *
Band Mancanegara Lebih Kreatif
Menurut Dodon, album musik rock mancanegara dan lokal memiliki perbedaan cukup mencolok. "Musisi kita tak melengkapi diri dengan katalog dalam albumnya. Ini sebetulnya sangat disayangkan lantaran masyarakat –khususnya generasi muda—tak bisa mengikuti perkembangan grup musik tersebut," tutur Dodon.
Penulisan katalog yang disisipkan dalam album, menurut Dodon, juga bisa membuktikan pada penikmat musik, bahwa Indonesia juga memiliki kelompok musik yang tak kalah bagusnya dibanding musisi rock barat. "Contohnya SAS, itu kan sempat dikenal luas publik penggemar musik rock di Australia," ujar vokalis Rhesi ini.
Adalah Ebet Kadaruslan yang waktu itu menjadi penyiar di sebuah stasiun radio di Negeri Kanguru itu yang mempopulerkan tembang-tembang ciptaan SAS. Karena tak dilengkapi literatur, kebesaran nama SAS akhirnya pudar dan hilang bak ditelan bumi.
"Sebenarnya kita punya grup musik rock yang cukup bagus. Selain SAS, juga ada AKA atau Duo Kribo. Tapi kemana mereka sekarang? Generasi muda sekarang nggak bisa tahu riwayat mereka karena nggak ada data yang memadai," cetus Dodon yang mengaku mulai menggemari musik rock sejak duduk di kelas 2 SMP.
Ini tentu beda dengan grup musik mancanegara yang selalu menyertakan katalog di album mereka. Bahkan di album yang masuk kategori special edition, mereka juga sertakan merchandise yang menjadi ciri khas grup musik tersebut. Merchandise itu bisa dalam bentuk sosok personel grup band itu yang diwujudkan boneka-boneka menarik atau bendera yang dikemas dalam bungkus menarik. Yang cukup sensasional, grup musik Slayer menyertakan sample darah personelnya di box shed. Sample darah itu disimpan dalam kantong plastik yang juga diisi sebuah CD lagu kelompok musik asal Amrik ini. Selain itu, yang terbaru adalah komik tiga dimensi yang melengkapi album Ramones, grup rock asal Amerika yang disebut cikal bakal SKA. “Jadi untuk melihat dengan baik, maka perlu kacamata khusus, sehingga adegan di komik itu seakan hidup. Saya bener-bener kagum ide-ide grup band ini bikin souvenir menarik untuk penggemarnya,” katanya. [SURYA, edisi Februari 2007]
1 komentar:
Saya bisanggak mas membeli CD nya grup sas, gressrock, berapa harganya ?
Dari prama shantika no. telp. 0816571927, email saya shantika12nov@yahoo.com atau
Prama12nov@gmail.com
Posting Komentar